Banyak yang merasa gugup atau tidak percaya diri
memperkenalkan dan menawarkan bisnis yang sedang digelutinya kepada
masyarakat.
Sebagai
downline, mintalah bantuan seorang rekan yang dapat mendukung secara
emosional, yaitu upline, lalu bekerjasama dengannya. Anda
harus berkomunikasi dengan masyarakat jika ingin mendominasi dan
memenangkan kompetisi pasar. Bayangkan, Anda telah memilih bisnis di
mana penetrasi downline menjadi prioritas, tetapi tidak
memperkenalkannya kepada masyarakat.
2. Membatasi jumlah prospek
Seorang
network marketer pernah berkata, “Aku telah memperkenalkan bisnis ini
kepada sejumlah orang, namun belum juga melihat hasil jerih payahku. Ini
berarti aku tidak pandai merekrut”.
Ia mengeluhkan hal tersebut bulan
demi bulan. Perlu diketahui, salah satu sebab kegagalannya adalah karena
ia menghabiskan waktunya memperkenalkan bisnis kepada yang kurang atau
bahkan tidak tertarik dengan bisnis MLM. :) Temukan prospek-prospek baru,
tetapi tanpa meninggalkan yang lama. Kemudian perhatikan, apakah mereka
tertarik atau sebaliknya. Jika Anda semakin terbiasa menggeluti bisnis
MLM, kehadiran prospek-prospek baru bisa memunculkan semangat, suasana
serta gairah yang baru pula.
Jika
ini terjadi, pada akhirnya banyak waktu terbuang percuma. Tak sedikit yang melakukan kesalahan ketika merekrut, sehingga mempunyai
jaringan yang di dalamnya berisikan prospek yang tidak sesuai dengan
criteria sebagai network marketer sejati. :)
Lantas
prospek seperti apa yang memenuhi kriteria? Adalah mereka yang
menunjukkan gairah saat ditawarkan sebuah peluang bisnis, dan mampu
menularkan gairah tersebut kepada orang lain. Bukan mereka yang mudah
menyampaikan komplain hanya setelah melihat formulir pendaftaran yang
berbelit-belit. :)
Kunci
kesuksesan bisnis MLM termasuk diantaranya adalah kemampuan berkomunikasi.
Sebagaian pelaku bisnis MLM belum mempunyai keahlihan ini sehingga salah
menyampaikan “pesan” kepada prospek. :)
Sebisa
mungkin, hindari terlalu membicarakan diri sendiri. Lakukan percakapan
secara professional sambil mencari-tahu kebutuhan hal-hal yang disenangi
prospek, baik dikala bertemu langsung atau melalui telepon.
Percakapan
dua arah ini menentukan keberhasilan Anda merekrut. Tak ada yang lebih
buruk bagi seorang upline yang hanya merekrut demi alasan pribadi, tanpa
mengetahui apa yang menjadi motivasi prospek menggeluti prospek.
Saat
memprospek, perbandingan ucapan “saya” dan “Anda”, setidaknya 1
berbanding 4. Kata “saya” 1 kali, dan kata “Anda” 4 kali. Itu
menunjukkan bahwa Anda menaruh perhatihan besar kepadanya. Lalu sebagai
latihan lanjutan, hilangkan mengatakan “saya”, diganti dengan kata
“kita”. :)
Kebiasaan
yang sukar dihilangkan dari para pelaku MLM yang sedang merekrut adalah
mengeluarkan banyak kata-kata yang tak perlu. :)
Ubah kebiasaan tersebut
dengan berusaha menciptakan suasana merekrut di mana prospek lah yang
mendominasi pembicaraan. Suguhkan pertanyaan, dengarkan jawaban, semakin
mereka terbawa suasana, Anda semakin mengerti apa yang menjadi motivasi dan kebutuhan mereka. :)
Umumnya,
kita lebih senang menjadi pembawa presentasi dibanding menjadi
peserta. Dan pembisnis MLM, adalah ibarat pembawa presentasi yang juga
sedang memprospek serta merekrut. Maka, selain menerangkan informasi,
Anda pun harus dapat mengetahui keluhan atau kebutuhan para pendengar.
Anda harus senantiasa bersosialisasi dengan masyarakat, dan cara terbaik
agar mereka merasa nyaman bersama Anda, adalah dengan menjadi salah
satu pendengar yang baik.